banner

Candi Borobudur

Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar abad ke-8 masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.

banner

Soekarno-Hatta International Airport T3

Dengan luas 422.804 meter persegi, terminal baru ini sedikit lebih besar daripada Terminal 3 Bandar Udara Internasional Changi Singapura. Memiliki 10 gerbang untuk penerbangan internasional dan 18 untuk domestik, 206 konter lapor-masuk, 38 swakonter dan 12 konter bag drop, 48 garbarata, 2 hotel bintang 4, ruang pertemuan, toko bebas cukai, toko ritel, dan gedung parkir. Juga memiliki sebuah sistem pengamanan bagasi otomatis dengan sedikitnya 13 sabuk konveyor.

banner

Surfing (Selancar)

Selancar merupakan sebuah olahraga yang biasanya berlangsung di atas ombak yang tinggi. Olahraga ini dilakukan dengan menggunakan sebilah papan sebagai alat untuk bermanuver di atas ombak. Papan tersebut akan bergerak dengan menggunakan tenaga arus ombak di bawahnya dan arahnya dikemudikan seorang peselancar. Adrenalin akan terpacu karena tertekan untuk mengarahkan papan selancar sekaligus menjaga keseimbangan.

banner

Singapore (Kota Singa)

Nama Singapura berasal dari bahasa Melayu (Sanskrit सिंहपुर "Kota Singa"). Dewasa ini, Singapura kadang dijuluki sebagai Kota Singa. Studi sejarah membuktikan bahwa singa kemungkinan tidak pernah ada di pulau itu; makhluk yang dilihat oleh Sang Nila Utama, pendiri dan pemberi nama Singapura, bisa jadi seekor harimau.

banner

Burj Khalifa, Dubai

Burj Khalifa (bahasa Arab برج خليفة yang berarti 'Menara Khalifa'), sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah pencakar langit di Dubai, Uni Emirat Arab yang diresmikan pembukaannya pada 4 Januari 2010. Ketinggian pencakar langit ini adalah 828 meter (2.717 kaki).

Showing posts with label perhotelan. Show all posts
Showing posts with label perhotelan. Show all posts

Cara Menghitung Revenue Per Available Room (RevPAR)

Cara Menghitung RevPAR
Foto : Hotel Tentrem
Istilah RevPAR mungkin jarang kamu dengar kalau belajar bisnis perhotelan, tidak seperti ARR, OCC atau ADR, istilah ini umumnya hanya diketahui mereka para eksekutif dan manajer yang memang salah satu pekerjaannya adalah Mengontrol Revenue (Pendapatan)

Jika zaman dulu biasanya performa hotel hanya diukur dengan Occupancy (OCC) dan Average Room Rate (ARR), tetapi sekarang, karena perkembangan hotel yang demikian pesat, membuat cara melihat performanya juga berkembang, terutama di bidang Revenue Management, menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Para GM, Revenue Manager, Sales and Marketing biasanya menggunakan RevPAR ini untuk melihat performa hotel, membuatnya berjalan seperti yang diinginkan.
Nah, kalu kamu mau jadi GM hotel, atau owner sekalian, kamu harus tahu cara menghitung RevPAR hotelmu, biar kamu cuan tentunya.

Apaan sih RevPAR itu?

RevPAR merupakan kepanjangan dari “Revenue Per Available Room” yang merupakan salah satu matrix dari sekian banyak indikator yang digunakan dalam bisnis perhotelan, yaitu dengan cara menghitung “rata-rata pendapatan kamar hotel” berdasarkan “jumlah kamar yang tersedia” dalam periode waktu tertentu.

Bagaimana Cara Menghitung RevPAR?

Ada dua cara untuk menghitungnya, pertama, adalah dengan mengalikan “Average Daily Room Rate (ADR)” dengan “Occupancy Hotel (OCC)”. Kedua, adalah dengan membagi antara “Total Room Available” dengan “Total Room Available” pada kurun waktu tertentu.

Contohnya nih, biar tidak bingung.

  • Nama Hotel: Gondonesia Hotel
  • Kelas Bintang: Hotel Bintang5
  • Tanggal Bisnis: 24 April 2018
  • Jumlah kamar yang tersedia (Room Availability): 200 Kamar
  • Jumlah kamar yang dihuni (Room Occupied) : 170 Kamar
  • Jumlah kamar yang terjual (Room Sold): 167 Kamar
  • Jumlah Pendapatan Kamar (Total Room Revenue): IDR 150.000.000

Menggunakan Rumus Pertama.

RevPAR = IDR 898.203 (Average Daily Rate) x 85% (Occupancy) = IDR 763.000 (Pembulatan dari IDR 763.472.5)

Manfaat dari Mengetahui RevPAR.

Manfaat pertama: Dari contoh di atas diketahui bahwa rata-rata harga kamar per hari (ADR) berada di harga IDR 898.203, namun bila dihitung dari jumlah keseluruhan kamar yang dimiliki maka hanya menghasilkan rata-rata harga IDR 763.000, yaitu dengan tingkat occupancy sebesar 85%. Dengan demikian, kita dengan pasti dapat mengetahui hasil pendapatan “per kamar” yang masuk ke hotel.

Berbeda dengan “Average Room Rate” atau “Average Daily Rate” yang hanya menghitung rata-rata harga jual berdasarkan kamar yang “terjual” saja, sedangkan kamar yang tidak laku tidak dihitung, padahal kamar yang tidak “laku” juga memiliki biaya beban operasional yang harusnya juga dihitung. Dengan RevPAR, maka cara penghitungannya jadi lebih nyata dan merata.

Manfaat kedua: Manager akan lebih memahami “tingkatan keterisian” dan “nilai produktifitas” dari keseluruhan jumlah kamar yang dimiliki hotel, sehingga manager dapat menentukan strategi untuk meningkatkan “inventori” dan menaikan “potensi revenue” hotel.

Manfaat Ketiga: Manager dapat mengetahui “jumlah pendapatan” hotel “per kamar” dari total keseluruhan “ketersediaan kamar” yang dimiliki, sehingga dapat dengan mudah menghitung nlai valuasi asset jika dibutuhkan untuk investasi dan pengelolaan asset jangka panjang.

Hal ini sangat penting karena, jika merujuk pada berbagai teori tentang asset & investment management di bidang perhotelan, maka dalam proses perhitungan investasi dihitungnya Per Room Bay Basis (per kamar) dan untuk menentukan harga jual salah satunya adalah dengan membagi nilai investasi per kamar dengan bilangan 1000.

Contoh studi kasusnya nih.

Kamu berinvestasi untuk hotel bintang empat dengan nilai nvestasi sebesar IDR 800.000.000 per kamar X 100 kamar atau setara dengan IDR 80M, maka perhitungan harga yang ideal adalah 800jt/1000 = IDR 800.000 per kamar per malam.

Jadi RevPAR yang ideal adalah berada di kisaran IDR 800.000. Jika penerapan harga kamar salah, maka bisa berimbas kepada tingkat periode Return On Investmen yang berpotensi meleset dari range standard bisnis perhotelan sesuai segmen hotel yang dibangun.

Tentunya kasus di atas akan disesuaikan dengan kondisi pasar, demografi pelanggan, dan target yang dibidik, yang harus sesuai dengan level bintang hotel, jadi tidak harus di IDR 800.000 saja, bisa naik, dan tentunya bisa turun, sesuai dengan supply and demand yang selalu berubah setiaap saat.

Sumber : https://www.ajar.id

Cara Menghitung Average Daily Rate (ADR)

Setelah sebelumnya belajar tentang cara menghitung Occupancy Hotel (OCC) dan Average Room rate (ARR), maka kali ini dilanjutkan dengan bagaima menghitung Average Daily Rate (ADR).

Definisi Average Daily Rate?

ADR adalah salah satu dari sekian banyak indicator yang digunakan diperhotelan untuk mengetahui Rata-rata Harga Jual Kamar Berdasarkan Jumlah Kamar Yang Terjual.

ADR mirip sekali dengan ARR yang membedakan adalah jika ARR dihitung berdasarkan Room Occupied (Kamar yang terhuni), maka ADR dihitung berdasarkan "actual kamar yang terjual" dan menghasilkan "pedapatan" bagi hotel yaitu dengan menghilangkan kamar dengan status House Use atau Complimentary dari perhitungannya.

Rumus menghitungnya?

ADR = Total Room Revenue / Total Room Sold

Contoh kasusnya sebagai berikut :
  • Nama Hotel : Gondonesia Hotel
  • Kelas Bintang : Hotel Bintang 5
  • Tanggal : 24 April 2018
  • Total Kamar Terhuni (Room Occupied) : 170Kamar (termasuk = 1 House Use + 2 Complimentary = 3 Kamar)
  • Jumlah kamar yang terjual (Room Sold) : 170 Kamar - 3 Kamar (House Use + Complimentary) = 167 Kamar Terjual
  • Total Room Revenue (Jumlah Pendapatan Kamar) : IDR 150.000.000
ADR Gondonesia Hotel : IDR 150.000.000 / 167 Kamar = IDR 898.203 perkamar yang terjual

Jadi, Average Daily Rate (ADR) adalah sebesar  IDR 882.353 perkamar yang bisa terjual pada tanggal 24 April 2018.

Catatanya adalah sebagai berikut :

ADR ini hanya menghitung Revenue Real, jadi paket-paket seperti breakfast, pajak harus dikeluarkan dari perhitungan. Sehingga rata-rata Harga Kamar yang diperoleh Akurat. Karena, yang dihitung hanya rata-rata harga kamar dari pendapatan kamar saja. Perlu diketahui juga bahwa dasar perhitungan ADR ini akan berpengaruh kepada penghitungan indicator lain seperti ReavPAR, Net RevPAR dan GOPPAR.

Apa Manfaat dari  Mengetahui nilai Average Daily Rate (ADR)?


  • Hootel dapat mengetahui nilai Real dari rata-rata penjualan per kamar, karena komponen hunian kamar dengan status "House Use dan Complimentary" tidak dihitumg karena kamar tersebut tidak dikenakan harga untuk keperluan internal : Misalnya : Manager On Duty (MOD) atau sebagai Hadiah untuk rekan bisnis. Hal ini berbeda dengan Average Room Rate dimana dalam perhitungannya memasukkan komponen dari kedua jenis status kamar tersebut.
  • Hotel dapat menyesuaikan harga jual yang ideal dan menyeimbangkan antara Value dan produk yang dijual sesuai klasifikasi hotel dan segmentasi pasar yang dibidik.
 Artikel ini pernah dimuat : https://www.ajar.id

Cara Menghitung Avarage Room Rate (ARR)


Cara Menghitung Average Room Rate (ARR)

Setealh kita mengetahui bagaimana Cara Menghitung Occupancy Hotel, maka kali ini akan dibahas bagai mana cara menghitung Average Room Rate (ARR) yang akan digunakan sebagai salah satu indikator dalam menjalankan bisnis hotel. ARR ini juga merupakan salah satu komponen dalam pembuatan Forecast Hotel.

Definisi Average Room Rate?


ARR merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui "rata-rata harga kamar" yang terjual pada kurun waktu tertentu dengan menghitung rata-rata harga kamar berdasarkan jumlah kamar yang dihuni oleh tamu.

Hasil akhir dari penghitungan ARR adalah dalam bentuk mata uang, dimana semakin besar nilainya maka semakin bagus, berlaku juga sebaliknya.

Cara menghitung Average Room Rate?


ARR = (Total Room Revenue/Total Room Occupied)

Contoh kasusnya sebagai berikut :
  • Nama Hotel : Gondonesia Hotel
  • Tanggal : 24 April 2018
  • Room Availibility : 200 Room
  • Room Sold : 170 Room
  • Total Room Revenue (Jumlah Pendapatan Kamar) : IDR 150.000.000
      ARR Gondonesia Hotel = IDR 150.000.000/170 Room = IDR 882.353 perkamar yang dihuni

Jadi, Rata-rata Harga Kamar yang terjual berada pada harga IDR 882.353 perkamar yang dihuni pada tanggal 24 April 2018.

Apa manfaat mengetahui ARR?


Manfaatnya adalah sebagai berikut :
  • Memahami besaran rata-rata harga kamar yang terjual sesuai dengan segmentasi pasar yang dibidik, lalu dibandingkan dengan rata-rata nilai penjualan per kamar yang terhuni dengan kompetitor.
  • Memproyeksikan nilai pendapatan yang akan diraih dalam kurun waktu tertentu
  • Menyeimbangkan values antara harga dan produk yang dijual hotel.
Jadi, dengan mengetahui ARR Hotel, maka akan menjadi lebih hati-hati dalam menerapkan harga yang akan dijual yaitu dengan menyeimbangkan "nilai-nilai" yang akan kita tawarkan dengan "harga" yang sesuai. Sehingga, tidak asal obral harga karena bisa merusak "nilai" yang diberikan yang pada akhirnya berimbas kepada persaingan tidak sehat

Sumber : https://www.ajar.id


Cara Menghitung Occupancy Hotel (OCC)

Rumus menghitung OCC (Occupancy Hotel)
Untuk menjaga bisnis hotel kita berjalan baik maka harus mengetahui berbagai macam idikator-indikator yang digunakan, salah satunya adalah "Occupancy Hotel".

Definisi Occupancy Hotel?

Merujukpada berbagai sumber, "Occupancy Hotel" adalah tingkatan jumlah hunian kamar hotel yang dihitung berdasarkan besaran jumlah kamar yang "disewa" oleh tamu dan dibandingkan dengan "jumlah kamar yang tersedia" pada kurun waktu tertentu.

Rumus menghitungnya?

Cara menghitung Occupancy adalah Room Sold (kamar yang terjual) dibagi dengan Room Availibility (Jumlah kamar yang tersedia) dikali 100%. Hasil akhir dari perhitungannya adalah berupa index persentase yang diukur dari 0% hingga 100% dimana nilai persentase tertinggi adalah indikator terbaik bagi hotel dan Service untuk Staff makin tinggi juga (biasanya sih begitu).

Rumus  : (Room Sold/Room Availibility) X 100%

Contoh kasusnya sebagai berikut :
  • Nama Hotel : Gondonesia Hotel
  • Tanggal : 24 April 2018
  • Room Availibility : 200 Room
  • Room Sold : 170 Room
Occupancy Gondonesia Hotel : (170 Room Sold/200 Room Availibility) X 100% = 85%
Jadi, tingkat hunian (Occupancy Hotel) Gondonesia Hotel pada tanggal 24 April 2018 diketahui sebesar 85% dari total kamar yang tersedia yaitu 200 Room.

*Occupancy ini dapat dihitung sebelum tanggal berjalan yang biasa disebut sebagai Forecast atau setelah tanggal dilalui.

Manfaat mengetahui Jumah Occupancy Hotel 

Setelah menghitung Occupancy, maka manfaat yang didapat adalah :
  • Mengidentifikasikan volume pekerjaan yang akan/sudah dilalui
  • Menyiapkan jumlah tenaga kerja sesui dengan Occupancy tersebut
  • Menyiapkan berbagai bahan-bahan perlengkapan untuk pembersihan kamar
  • Menyesuikan jumlah bahan-bahan yang digunakan untuk menyiapkan Food and Beverage 
  • Mengidentifikasi peluang bisnis atau menyesuaikan harga kamar
  • Mengidentifikasikan sehat atau tidak sehatnya pelaksanaan operasional hotel
  • Menjadi bahan pertimbangan bagi Owner Hotel untuk mengambil keputusan startegis
Sumber : https://www.ajar.id



Barang yang Boleh dan Tidak Boleh Diambil di Hotel



Menginap di Hotel, mungkin kita pernah kepikiran atau pengin sekali untuk membawa pulang sebagai kenang-kenangan atau souvenir. Awas jangan asal comot, nanti kena sanksi atau denda dari pihak Hotel lho.. !!

Untuk menghindarinya, baiknya mengetahui barang apa yang boleh dan tidak boleh diambil di hotel. Berikut daftarnya:

Barang yang boleh diambil:
1. Shampo dan conditioner
2. Sabun
3. Teh celup, teh dan gula
4. Barang kecil dengan logo hotel seperti ballpoint
5. Tissue toilet
6. Sandal hotel

Barang yang tidak boleh diambil:
1. Selimut dan bantal
2. Pigura atau pajangan
3. Elektronik (TV, jam, radio)
4. Handuk
5. Pakaian mandi

Bila kita mengingan barang yang tidak boleh diambil sebaiknya menghubungi pihak Hotel untuk menanyakan harga barang yang kita inginkan tersebut, sehingga pada saat Check-out tidak terjadi salah paham.

Jenis Tempat Tidur / Bedroom Hotel

101 Hotel Tugu [destinia.co.uk]
Banyak yang masih bingung soal tipe tempat tidur Hotel. Tamu hotel maupun, staff hotel pun belum tentu mengetahuinya karena setiap hotel mempunyai tipe yang belum tentu hotel lain mempunyainnya. Mungkin ini pengembangan dari yang dimuat travel.kompas.com yang sudah pada postingan saya sebelumnya.


Berikut tipe-tipe tempat tidur Hotel :


     1.    Single Bed :
Tempat tidur hanya untuk 1 (satu) orang.
 Ukurannya: 200 cm x 100 cm
2.    Twin Bad :
Tempat tidur untuk 2 (Dua) orang tetapi terdiri dari 2(dua) tempat tidur (Single bed).
Ukurannya : @200 cm x 100 cm.
3.    Double Bed :
Tempat tidur untuk 2(dua) orang.
Ukurannya : 200 cm x 160 cm.
Jenisnya :    - Queen – Size bed. Ukurannya : 200 cm x 160 cm.
                               - King – Size bed. Ukurannya : 200 cm x 200 cm.
4.    Twin double bed :
2(dua) tempat tidur untuk 4(empat) orang, kamar ini biasanya hanya ada di Familly Room.
Ukurannya : 2x (200 cm x 160 cm).
5.    Extra Bed / Roll Away Bed :
Tempat tidur tambahan yang bertujuan untuk menambah kekurangan tempat tidur. Contoh: untuk 3(tiga) orang tamu yang menginap di Double bedded room.
Ukurannya : 90 cm x 90 cm.
6.    Baby cot / Baby crib :
Tempat tidur anak-anak atau bayi.
Ukurannya : 70 cm x 120 cm.
7.    Hollywood bed :
Twin bed yang disambung oleh satu headboard. Pengoperasian tempat tidur type ini mempersulit para Room Boy / Room Maid dalam Making Bed di sebuah hotel.
8.    Studio Bed :
Hanya sofa yang bisa untuk tempat tidur.
Ukurannya : 90 cm x 190 cm.
9.    Hide-away bed / Sofa bed :
Sofa yang bagian bawahnya merupakan tempat untuk menyembunyikan tempat tidur tambahan.
10. Murphy bed :
Sebuah tempat tidur yang bisa dilipat kedalam dinding, sehingga kamar meliki ruang lebih luas atau memiliki dwifungsi Sleeping room dan Living room.
Ukurannya : 90 cm x 190 cm.
11. Fold away bed :
Tempat tidur ini juga bisa dilipat dan dapat di simpan ditempat penyimpanannya.
(Sumber : http://blog-wm.blogspot.co.id)
 
Semoga bermanfaat.


Apa Bedanya Kamar Hotel "Single Bed", "Double Bed" dan "Twin Bed"?

Kamar Hotel kelas deluxe di Royal Tulip.(KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia)
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas hotel menyediakan fasilitas single bed, double bed, dan twin bed. Perhatikan bedanya, jangan sampai salah pesan.
Baik hotel berbintang maupun non-bintang menyediakan kamar dengan ukuran kasur berbeda. Ada yang single bed, double bed, dan twin bed. Perbedaan antara ketiganya penting diketahui, penggunaannya tergantung dengan siapa Anda menginap.
"Single dan double bed itu satu tempat tidur. Perbedaan hanya terletak pada ukuran. Single itu biasanya queen size untuk satu atau dua orang. Sementara double itu king size untuk dua orang," tutur T Marlene Danusutedjo, Director of Marketing Communications
JW Marriott Jakarta, kepada KompasTravel, Kamis (30/6/2016).
Lalu bagaimana dengan twin bed? Marlene mengatakan, twin bed terdiri dari dua single bed yang terpisah. Biasanya, twin bed dipesan oleh tamu yang menginap bersama teman atau kerabat.
Selain ukuran kasur, hotel biasanya menamai tipe kamar secara umum. Standard Room adalah kamar dengan fasilitas standar pada hotel tersebut. Satu tingkat di atasnya ada Deluxe Room, kemudian beberapa tipe premium seperti Family Room, One Bedroom Suite, dan Presidential Suite.
"Family room biasanya dalam 1 kamar ada 1 double bed (king size), 1 sofa, dan luas kamar lebih besar dibandingkan kamar standar, terkadang juga ada living room-nya kecil, tapi untuk hotel-hotel baru sudah jarang yg ada living room-nya," ungkap Corporate Asst. Marketing Communication Manager Santika Indonesia Hotels & Resorts, Hinggi Safaranti.
Family Room biasanya mencakup satu double bed dan satu single bed, atau tiga single bed sekaligus dengan ruangan yang lebih besar. One Bedroom Suite adalah satu ruangan besar dengan kamar tidur berada di ruang terpisah. Sama dengan kamar tidur yang punya living room alias ruang tengah.

Kamar di Hotel L Seminyak, Bali.(ARSIP HOTEL L SEMINYAK)
Sesuai namanya, Presidential Suite adalah tipe paling mewah pada sebuah hotel. Mayoritas Presidential Suite terdiri dari dua kamar tidur, dua kamar mandi, juga satu living room. Beberapa hotel bahkan menambahkan fasilitas dapur mini dan ruang kerja.
Siapa dan berapa banyak rekan traveling Anda menentukan jenis kasur dan tipe kamar yang harus dipesan. Jika traveling bersama teman, Standard atau Deluxe Room dengan twin bed bisa jadi pilihan.
Kalau menginap bersama keluarga, lihat dulu budget Anda. Bisa pesan Standard atau Deluxe Room dengan twin bed, bisa juga pesan Family Room. Kalau mau merogoh kocek lebih dalam, bisa memilih Presidential Suite yang luas.
Namun jika traveling bersama pasangan, apa pun tipe kamarnya, pastikan Anda memilih double bed. Tentunya Anda tidak mau tidur pisah ranjang dengan suami atau istri bukan?

PenulisSri Anindiati Nursastri
EditorNi Luh Made Pertiwi F

Diambil dari : http://travel.kompas.com

Aston Solo Hotel

Aston Solo Hotel merupakan salah satu pilihan Hotel yang bisa dipilih bagi anda para wisatawan yang ingin menjelajah kota solo. Bagi para wisatwan yang menggunakan Kereta Api khususnya Prameks ada cukup jalan kaki untuk sampai ke Hotel ini, atau kalau ingin naik Becak cukup bayar antara 10.000 - 15.000. 
Dengan lokasi yang cukup strategis para wisatawan bisa menjangkau beberapa Objek Wisata dan Mall (Keraton Kasunanan, Pasar Klewer, Pasar Gedhe, Desa Batik Kauman, Pusat Grosir Solo, Solo Grand Mall) hanya dengan menggunakan Busway (Batik Solo Trans). Bagi anda yang ingin menikmati pemandangan unik Jalur Kerata Api tengah kota (Sepanjang Jl. Slamet Riyadi), anda cukup jalan kaki sampai dengan Rel Bengkong (Kereta Wisata Batara Kresna dan Sepur Klutuk Jaladara). Hotel dengan predikat bintang 4 ini akan memberikan pengalaman yang berbeda bagi anda dengan pelayanan yang ramah dan kenyamanan suasana seperti rumah sendiri.


Aston Solo Hotel
Bangunan Hotel dari seberang Jalan (Foto Management Hotel)
Aston Solo Hotel
Tampak Luar (Foto Management Hotel)


Daftar Jaringan Hotel di Indonesia


Daftar Jaringan Hotel di Indonesia

Pasar perhotelan yang besar di Indonesia telah membuat banyak jaringan grup hotel, baik lokal maupun internasional bersaing ketat dengan melebarkan jaringannya di hampir semua wilayah di Indonesia.
Pastinya kita memiliki pengalaman tersendiri terhadap jaringan managemen hotel tertentu dan ingin kembali menginap di hotel yang dikelola oleh jaringan managemen hotel tertentu. Namun, setiap jaringan managemen hotel mengeluarkan banyak merek (brand) hotel yang membuat kita bingung jika kita bepergian ke luar kota dan tidak menemukan brand yang kita cari. Ternyata dalam satu kota sebuah jaringan managemen hotel bisa mengeluarkan 3-4 merek sekaligus dengan berbagai variasi harga dan bintang yang ditawarkan.

Istilah Perhotelan

Istilah Perhotelan




Sebagai seorang hotelier, kita harus memahami berbagai macam istilah yang terbilang cukup rumit untuk dipahami terutama bagi para pemula dalam bidang perhotelan. 

Istilah-Istilah Perhotelan  tersebut terbilang langka dan jarang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, Berikut istilah-istilah dalam perhotelan : 


A la carte                      :  Penyajian makanan dengan cara taking order, seperti di warung atau lesehan
Arrival                           :  Kedatangan tamu ke hotel
Agent rate                      :  Harga kamar yang dikhususkan untuk Travel Agent
Allotmant                        :  Penjatahan kamar untuk travel agent
Average Room Rate        :  Rata-rata harga per kamar dengan cara membandingkan antara pendapatan yang diperoleh  dari kamar dengan jumlah kamar yang terjual.
Average Occupancy        :  Rata-rata tingkat hunian kamar pada suatu periode tertentu dengan cara membandingkan antara jumlah kamar yang terjual dibandingkan dengan jumlah kamar yang tersedia.
Booking                                :  Pemesaanan kamar
Blocking room                   :  Kamar yang diblok untuk suatu keperluan
Book Keeping rate           :  Rate harga untuk pertukaran mata uang per dollar amerika yang dijadikan standar oleh
Breakfast                             :  Sarapan yang biasanya digratiskan oleh pihak perhotelan
Buffet                                   :  Penyajian makanan yang dilakukan dalam bentuk prasmanan
Check-in (C/i)                    :  Kedatangan tamu untuk menginap
Check-out (C/o)                               :  Tamu meninggalkan hotel setelah selesai menginap
Check-in time                    :  Waktu yang semestinya untuk melakukan check-in di kamar
Check-out time                 :  Waktu untuk meninggalkan kamar hotel biasanya jam  12,00   
Cocktail                                                :  Minuman dengan alkohol
Contract Rate                    :  Harga kamar yang diberikan pihak hotel ke travel agent berdarsarkan term and condition
Compensation                  :  Pelayanan extra yang diberikan kepada tamu atas dasar kesalahan atau
                                                   kekurangan yang dimiliki hotel sebagai bayaran atas kesalahan tersebut
Clear-up                               :  Membersihkan sisa makanan di meja tamu beserta wadahnya
Corporate rate                  :  Harga kamar yang dikhususkan untuk instansi pemerintah atau swasta yang telah
                                                   memiliki banyak kerjasama satu sama lain
Compliment                       :  Pemberian cuma-cuma sebagai hadiah
Departure                           :  Keberangkatan tamu dari hotel ke hotel ataupun destinasi lain
EA                                           :  Estimasi Arrival ( perkiraan Jumlah tamu yang akan menginap )
ED                                           :  Estimasi Departure  ( perkiraan Jumlah tamu yang akan check-out )
ETA                                        :  Estimasi Time Arrival ( perkiraan waktu kedatangan )
ETD                                        :  Estimasi Time Departure ( perkiraan waktu Keberangkatan )
Early Check-in                    :  Check-in lebih awal dari waktu yang ditentukan oleh Hotel
                                                   ( Ada yang free, ada yang kena biaya tambahan)
Fully booked                      :  Kamar sudah terpesan semua
Follow-up                            :  Menyelesaikan masalah yang tertunda atau yang sedang terjadi
FOC (Free of Charge)     :  Gratis.
Hospitality                           :  Keramahtamahan.
In House                              :  Tamu yang sudah menginap/Check-in (Jumlah kamar yang sudah Check-in)
In-house promotion       :  Kegiatan promosi yang dilakukan secara internal dalam suatu perusahaan.
Internal Customer           :  Pelanggan internal yang berada dalam suatu lingkungan organisasi/perusahaan,
   Contoh: karyawan, stockholder, dsb. Invoice Tagihan-tagihan.
Lobby                                    :  Bagian depan front desk atau resepsionis
Late Check-out                 :  Tamu meninggalkan hotel dengan waktu yang tidak semestinya seperti jam 14,00
                                                   atau setelahnya (Biasanya akan dikenakan biaya tambahan)
Lost And Found                                :  Pelayanan untuk masalah kehilangan dan penemuan barang-barang milik tamu, baik di kamar
   maupun di area hotel.
Mocktail                               :  Minuman tanpa alkohol
Menu                                    :  Daftar harga dari sebuah pelayanan atau barang
Net                                        :  Harga dari sebuah barang atau jasa setelah ditambahkan dengan pajak dan
                                                   pelayanan ( tax and service )
No Show Guest                                : Tamu yang sudah melakukan pemesanan kamar/reservasi, tetapi tidak datang pada waktu
   yang telah ditentukan.
OTA                                       :  Online Travel Agent ( Ex : Agoda, Expedia )
Out of Order                      :  Tidak bisa di pergunakan lagi
Occupancy                          :  Tingkat hunian.
Package                               :  Penjualan kamar yang disertai dengan berbagai macam pelayanan dalam satu harga khusus
Price List                              :  Daftar harga dari sebuah jasa atau barang perhotelan
Publish Rate                       :  Harga kamar yang telah diresmikan dan diberikan secara menyeluruh
Porter                                   :  Petugas pembawa barang.
Pick-up Service                 :  Penjemputan/Pengantaran dari dan ke Hotel tujuan Airport/Stasiun
Skipper                                 :  Tamu yang meninggalkan hotel tanpa membayar seluruh tagihannya.
Stay Over                            :  Tamu yang memperpanjang masa tinggalnya di hotel.
Surcharge                            :  Bayaran tambahan.
Sleep Out                            :  Tamu yang tidak tidur di hotel, meskipun kamar sudah dibayar.
Turn Down                          :  Pembersihan Kamar
Under Stay                         :  Tamu yang mempersingkat masa tinggalnya dari waktu yang telah ditentukan.
Updating                             :  Penyesuaian terhadap data yang telah dicatat sebelumnya sampai dengan waktu tertentu.
Up Grade                            :  Diberikannya kamar yang lebih baik dengan membayar harga kamar tipe yang lebih rendah.
Valet Butler                        :  Petugas yang memberikan pelayanan khusus kepada tamu.
Valet Laundry                    :  Petugas binatu yang mengambil maupun mengantar cucian tamu dari/ke kamar.
Valet Parking                     :  Petugas yang membawa, memasukkan kendaraan.
Voucher                               :  Sebuah surat yang dikeluarkan oleh pihak biro per jalanan/perusahaan penerbangan yang
   mempunyai nilai tertentu yang dapat dipakai untuk menginap di hotel.
   vouchers Kertas berharga bukan pengganti uang. Biasanya untuk mendapatkan barang.
Vacuum                               :  Membersihkan kotoran yang berada di kamar ataupun kolam renang
Walk In Guest (WIG)      :  Tamu yang menginap di hotel tanpa memesan terlebih dahulu.
Wake Up Call                     :  Dering telepon dari switchboard untuk membangunkan tamu.
Waiting Lounge                 :  Tempat tunggu.
Waiting List                         :  Daftar tunggu untuk memperoleh atau mengerjakan sesuatu.

Istilah Istilah Perhotelan